Fiqh Mujahid

Sunday 7 March 2010

Sudah menjadi maklum bahwa setiap orang muslim segala amalan dalam kehidupannya mesti dilandaskan pada petunjuk Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam baik dari al-Qur'an al-Karim maupun as-Sunnah al-Muthahharah. Demikian halnya dengan seorang mujahid, tentunya ia harus lebih memperhatikan setiap amalan yang dilakukannya agar senantiasa mengikuti petunjuk tersebut.

Pada pembahasan kali ini secara berurutan akan diketengahkan pembahasan fikih yang lebih aplikatif (mengena) pada persoalan amalan seorang mujahid dan kehidupan jihadnya. Dan pembahasan ini dinukilkan dari buku "Adz-Dzakhiirah aw Maa Laa Yasa'ul Mujaahidu Jahluhu" , yaitu sebuah buku yang berisi rangkaian pembahasan tentang hukum fikih yang disusun oleh Abdullah bin Muhammad Al-Manshuur.

Mukadimah

Segala puji bagi Allah ta'ala yang Maha Esa, shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada Nabi yang tiada nabi setelahnya, kepada keluarga dan para shahabatnya. Wa ba'd...

Saudaraku mujahid..... Yang berada dalam genggamanmu saat ini, dalam pantauan penglihatanmu saat ini adalah lembaran-lembaran yang aku himpun dengan cepat dan aku tulis pula dengan cepat -semuanya serba cepat- dan ini adalah udzurku bila terdapat kesalahan di dalamnya.

Saudaraku mujahid ..... untukmu aku menuliskannya agar kamu menjadikannya sebagai bashiirah (panduan) dalam berbagai hukum Islam. Dan aku telah meringkasnya sebagai satu kumpulan hukum yang tidak alasan bagimu untuk tidak mengetahuinya.

Saudaraku mujahid ..... Ketika aku menuliskannya untukmu tak pernah lepas dalam benakku -waktumu yang sangat berharga- dan tidak ada kesempatan bagimu untuk berlama-lama menelaah tentang hukum jihad. Karenanya kamu akan mandapatkan pembahasan yang sangat singkat yang aku sajikan sebagai intisari barbagai permasalahan dan yang paling rajih.

Saudaraku mujahid ..... dari semua rangkaian mukadimah ini hanya tiga yang aku minta kepadamu:

* Ingatlah selalu bahwa pintu keluar berbagai persoalan adalah keikhlasan. Yakinilah bahwa selagi kamu belum mampu menundukkan dirimu mustahil kamu akam mampu menundukkan musuhmu.
* Janganlah kamu lupakan orang yang telah menghimpun dan menulis lembaran-lembaran ini dan siapa saja yang telah berusaha untuk menyebarkannya dalam ketulusan do'amu. Dan juga hadiah pahalamu dari lesatan-lesatan pelurumu yang menusuk leher-leher musuh-musuh Allah
* Terakhir..... semoga dengan simpanan berharga ini aku dapat memenuhi magazin senjatamu, menarik picu akalmu dan menembakkan putusan-putusanmu. Semoga Allah Y melindungi dan menjagamu dalam dunia dan akhiratmu.

Teman dalam perjalananmu
Abdullah bin Muhammad al-Manshu



Selengkapnya...

Damai Dengan Israel ? No Way !

Sunday 17 January 2010

Israel kembali menunjukkan watak aslinya, haus darah kaum Muslimin. Pasukan zionis Israel laknatullah kembali secara membabi buta menyerang kaum Muslimin, di tempat suci mereka, Masjidil Aqsa, ahad pekan lalu. Bentrokan brutal tersebut sebagaimana dilansir hampir seluruh media berita di dunia menggambarkan bahwa bangsa Israel memang tidak beradab dan tidak mengenal kata damai dengan kaum Muslimin. Untuk itu, sudah seharusnya pula kaum Muslimin mengatakan Tidak Ada Damai Dengan Israel, sebagaimana ulasan dalam buku ini. Allahu Akbar!

Apa hukumnya berdamai dengan Israel ? Apa solusi tuntas mengatasi krisis Palestina ? Apa seruan dan pendapat para ulama mujahidin dan para pemimpin jihad di front terdepan untuk mengatasi krisis Palestina ? Buku karya Syekh Umar Bakri Muhammad berjudul Tidak Ada Damai Dengan Israel, Jihad Solusi Tuntas Krisis Palestina menjawab ketiga pertanyaan di atas.

Dengan pemaparan yang ringkas, padat, disertai fatwa-fatwa ulama haq di sepanjang masa, dijelaskan mengenai hukum haramnya kaum muslimin mengadakan perdamaian permanen dengan zionis yahudi. Dalam buku tersebut, Syekh Umar Bakri, ulama yang kini mukim di Libanon ini juga menyemangati kaum muslimin agar peduli dengan masalah Palestina dengan jalan memerangi tiada henti yahudi Israel hingga mereka terusir atau tunduk kepada Islam.

Memang, perseteruan umat Islam melawan yahudi Israel tidak akan pernah berakhir hingga kaum Muslimin dapat mengusir seluruh kafir zionis itu dari tanah suci kaum Muslimin Palestina. Untuk itu, segala daya upaya dan tipu daya kaum kuffar zionis yahudi dan antek-anteknya termasuk Amerika, sang pelindung yahudi internasional, harus diwaspadai oleh kaum Muslimin sebagai bentuk makar, yang salah satunya dengan menawarkan jalan damai. Janji-jani manis perdamaian kadangkala melenakan perjuangan jihad kaum Muslimin. Kondisi inilah yang menjadi sorotan khusus dalam buku yang sebelumnya berjudul The Peace Process, Is The Peace Process with Israel Possible ?

Didahului dengan penjelasan syar’i tentang hukum damai dalam Islam, hukum berdamai dengan Israel, serta fatwa-fatwa ulama Najd, Iraq, Al Azhar, Pakistan, India, dan juga penulis sendiri. Secara keseluruhan dipastikan bahwa para ulama memfatwakan haram bagi kaum Muslimin untuk mengadakan perjanjian damai yang bersifat permanen dengan Israel. Dalam buku ini, Syekh Umar Bakri juga mengeluarkan Deklarasi Jihad untuk memerangi zionis yahudi Israel hingga mereka semua dikalahkan atau tunduk kepada hukum Islam.

Pesan dari para ulama mujahidin dan para pemimpin jihad di fornt terdepan jihad global diawali oleh peryataan Tandzim Al Qaeda di Magrib Al Islami. Kemudian pesan jihad dari Asad al Jihad dengan judul “Wahai Rakyat Palestina, Siapakah Lawan dan Kawan Kalian!!! Pesan berikutnya disampaikan oleh Hakimul Ummat orang kedua di Al Qaeda, Syekh Aiman Al Dzawahiri, dengan judul “Datanglah Untuk Membantu Saudara-saudara Kita di Gaza! Sebagai pamungkas, dan merupakan pesan yang paling ditunggu-tunggu oleh umat adalah pesan dari Syekhul Jihad abad ini, pimpinan Al Qaeda, Syekh Usamah bin Ladin. Dengan pesan yang ringkas, padat, dan jelas, beliau menyemangati umat dalam pesannya “ Seruan Jihad Untuk Menghentikan Agresi Israel ke Gaza. Benang merah dari isi buku dan pesan dari para ulama dan mujahid ini adalah jihad merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi masalah Palestina.

Maka benarlah, jika Syekh Abu Mush'ab Az Zarqawi pernah mengatakan : "Sesungguhnya kami berjihad di Irak sementara mata kami tertuju ke Baitul Maqdis". Sementara itu Syekh Usamah bin Ladin mengatakan : “Kepada saudara kami di Palestina. Kami ucapkan, Sesungguhnya darah anak-anakmu adalah darah anak kami. Dan darah kalian adalah darah kami. Darah dibalas darah kehancuran dibalas kehancuran. Kami bersaksi atas nama Allah bahwa kami takkan membiarkan kalian sampai kita menang…atau mati seperti Hamzah r.a.
Allahu Akbar!

Selengkapnya...

Seandainya Saya Melakukannya...

Duhai seandainya saya melakukannya (berjihad). Ucapan ini dilontarkan dengan penuh penyesalan oleh sahabat senior, Ka'b bin Malik r.a. ketika beliau tertinggal (tidak ikut) berjihad dalam Perang Tabuk. Perang Tabuk merupakan perang terakhir yang diikuti oleh Rasulullah SAW., dan tidak ikut dalam perang tersebut merupakan dosa besar yang memalukan. Perkataan Ka'b ini (mungkin) juga diucapkan orang-orang yang hingga kini belum pergi berjihad padahal dia tahu hukumnya wajib. Lalu, masihkah ada waktu sebelum terlambat, sehingga kita tidak hanya mengatakan 'Duhai seandainya saya melakukannya (berjihad)?


Syarah Hadits Ka'b Bin Malik. r.a.

Mengapa hingga saat ini masih ada orang yang duduk-duduk saja tidak berangkat berjihad padahal hukumnya telah fardhu 'ain? Apa yang melatarbelakangi keengganan seseorang untuk berangkat berjihad membela agama Allah SWT ?

Syekh Usamah bin Ladin, dalam sebuah video yang dikeluarkan oleh As Sahab Media (diterjemahkan oleh Forum Jihad Al Tawbah), berjudul: "Muhadhoroh Hadits Ka'b bin Malik Pada Perang Tabuk", Peringatan Bagi Mereka Yang Duduk Tidak Berjihad (Qo'idun), menjelaskan bahwa beliau telah mempelajari siroh Rasulullah SAW, dan dalam hal ini maka kisah Ka'b bin Malik dalam peristiwa Perang Tabuk sebagaimana telah diriwayatkan haditsnya oleh Shahihain (Bukhari dan Muslim) serta yang lainnya sangat cocok untuk menjadi renungan umat di saat ini.

Dalam hadits yang panjang dan agung ini, sahabat Ka'b bin Malik, mengaku dan berterus terang tentang tabiat jiwa manusia dan lemahnya jiwa manusia. Untuk itu, mari kita mentadaburi kejujuran dan keterusterangan sahabat yang mulia ini sehingga kita bisa tahu bagaimana tabiat orang-orang yang duduk tidak berangkat berjihad.

Syekh Usamah melanjutkan dan berpesan agar kita berusaha mengobati jiwa kita, dan menasehati jiwa kita, saudara-saudara dan ulama kita dan kita berharap kepada Allah SWT agar sudi kiranya mengembalikan kita dengan pengembalian yang baik.

Video muhadhoroh Hadits Ka'b bin Malik dibuka dengan tayangan ayat Al Qur'an Surat At Taubah (9) ayat: 117 s/d 121 dengan latar belakang pegunungan Afghanistan. Kemudian langsung terlihat Syekh Usamah dengan tampilan khas beliau, bersurban, dengan latar belakang dinding bilik yang sangat sederhana. Dengan suara lembut, penuh perasaan beliau memulai muhadhoroh tentang syarah hadits Ka'b bin Malik berkenaan atau dalam peristiwa Perang Tabuk

Beliau membuka muhadhoroh dengan mengingatkan bahwa yang dibahas adalah tentang umat ini, terutama kondisinya yang parah karena berada di bawah kekuasaan orang-oang kafir yang menerapkan hukum-hukum selain hukum Allah SWT. Palestina telah 8 dekade dikuasai oleh nasrani dan kemudian yahudi.

Dan telah berlalu 10 tahun pendudukan salibis yang dipimpin Amerika. Mereka menduduki Masjidil Harom, negeri dua tanah suci (biladul haromain)

Dalam kondisi seperti ini ironisnya masih saja ada yang bingung dan belum tergerak hatinya untuk membela La ilaha ilallah. Bahkan ada yang berpendapat boleh saja mereka berdiam diri dan berpangku tangan dalam kondisi seperti ini.

Untuk itu, dalam kondisi yang demikian, umat perlu mencari kembali jalan yang terang dan jelas untuk bersikap, dan jalan itu tiada lain hanyalah dengan melihat bagaimana kehidupan para sahabat r.a.yang dengan itu kebenaran menjadi jelas daripada kebatilan.

Ka'b Bin Malik 'Tertinggal' Dalam Perang Tabuk ?

Ka'b bin Malik r.a bercerita tentang Perang Tabuk yang tidak diikutinya. Padahal ia adalah termasuk dari sahabat anshor yang pertama-tama masuk Islam. Ia termasuk yang hadir, menyaksikan dan berbai'at pada hari dilaksanakannya Bai'atul Aqabah. Bai'at agung yang menjadi pilar tegaknya daulah islam di Madinah.

Ia (Ka'b) menceritakan :

Saya tidak pernah absen dari setiap perang yang dipimpin Rasulullah SAW sama sekali, kecuali Perang Badar.

Ia termasuk yang menikmati perang dan mempersembahkan lehernya untuk membela La ilaha ilallah. Namun, manusia tetaplah manusia yang kadangkala digelincirkan syaitan, sekali waktu lemah dan tertipu oleh dirinya sendiri. Inilah yang diceritakan sahabat yang mulia ini.

Ia melanjutkan : Rasulullah SAW mengajak untuk berangkat perang pada saat hari panas menyengat.

Di saat orang-orang sedang 'qoilulah' (santai-santai) di bawah pohon-pohon korma mereka. Sementara itu, buah korma yang ada di pohon sudah mulai tampak matang.

Ia melanjutkan : waktu itu saya senang dengannya

Dalam artian ia menyenangi bernaung dan senang buah-buah korma tersebut. Inilah tabiat jiwa manusia, kita bisa membacanya pada orang-orang besar semacam mereka radillahu'anhum.

Syekh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Fiqhus Sirah menjelaskan mengenai terjadinya Perang Tabuk, dalam buku beliau yang berjudul "At Ta'ashshub wat Tasamuh Bainal Masihiyah wal Islam" sebagai berikut :

"...Dan gereja tidak tahan hidup jika di sampingnya terdapat pikiran lain yang tidak sesuai dengan cabang-cabang ajarannya yang sekecil-kecilnya..."

Romawi berpendirian harus dapat membendung Islam dan menghancurkan Islam di daerah utara Semenanjung Arabia dengan pukulan yang mematikan. Berita-berita mengenai persiapan Romawi yang hendak menyerang daerah Islam itu didengar oleh Rasulullah SAW di Madinah. Agama Nasrani, sejak menguasai Romawi, selalu mendukung niat agresif yang ada pada para pendetanya.

Tidak ada pilihan lain bagi Rasulullah SAW kecuali harus mengerahkan kekuatan kaum Muslimin untuk menangkal agresi yang mengancam keselamatan Islam. Ini perkara penting, perkara pembelaan terhadap La ilaha ilallah. Kita lihat, Islam sejak dulu (di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW) selalu peka akan agresi yang hendak dilakukan kaum kafir kepada mereka. Baru terdengar kabar Romawi akan menyerang, umat Islam sudah bersiap diri untuk menghadang. Bagaimana perbedaannya kondisi tersebut dengan saat ini, dimana kaum kafir sudah menyerang di mana-mana, namun umat masih absen dari berjihad.

Kita kembali kepada kisah Ka'b yang pada waktu itu pun absen dari Perang Tabuk. Jika mereka saja (Ka'b) ada yang absen dari jihad, maka tidak heran apabila ada orang pilihan pada hari ini yang juga absent.

Saya lebih senang dan cenderung kepada pohon-pohon korma tempat berteduh. Ia berkata :

Sementara orang-orang mulai bersiap-siap dan saya pun mulai bersiap-siap. Waktu berlalu, hari pertama berlalu, dan saya belum menyiapkan apa-apa. Saya berkata, saya akan mempersiapkan itu semua besok, namun lagi-lagi belum ada satupun yang saya siapkan. Saya berkata pada diri sendiri (Syekh Usamah mengomentari : perhatikanlah peryataan nafsunya disini) : Saya berkata pada diriku sendiri, saya kuasa untuk berangkat bersama mereka. (Syekh Usamah melanjutkan komentarnya, si jiwa menipu pemiliknya, padahal ia biasa berjihad) Ia melanjutkan : Ini masalah sederhana, saya bisa berangkat. Saya berkata pada diriku sendiri saya bisa berangkat dan mampu melakukannya. Saya masih dalam keadaan semula sampai waktu perang semakin dekat. Rombongan menakutkan itupun berangkat, suatu rombongan agung. Komandannya Muhammad SAW, diiringi Abu Bakar, Umar, dan para sahabat yang mulia. Para ahli siroh memperkirakan mereka 30 ribu sahabat radiallahu'anhum.

Tipu Daya Jiwa & Beratnya Perang Tabuk

Di sini seorang Muslim harus mengetahui tipu daya jiwa. Berapa banyak orang yang duduk, berapa banyak orang yang berpangku tangan dari membela La ilaha ilallah tertipu oleh jiwanya. Seandainya ia (yang tertipu jiwanya) mau pergi berjihad, maka pasti ia akan berangkat. Seandainya bapaknya, pemimpinnya, atau yang menunjuknya menginginkan dia berangkat, maka pasti ia akan berangkat. Namun untuk maslahat Islam ia malah tidak berangkat. Ini adalah sebuah ketertipuan yang nyata dan jelas.

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Sahabat ini tertipu oleh jiwanya padahal ia telah berpengalaman dalam peperangan dan pertempuran. Kaum anshor adalah "Abnaaul Huruub" (terbiasa dengan perang dan bertempur). Mereka mewarisi kebiasaan itu dari orang tua-orang tua mereka. Namun, ia bisa tertipu oleh jiwanya (nafsu). Lalu bagaimana dengan orang yang belum pernah berangkat perang sama sekali ?

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Akan sangat mudah bagi jiwa untuk menipu pemiliknya. Mereka hidup dalam kehidupan yang sulit, tidak ada listrik, tidak ada AC dan tidak ada apa-apa. Buah kurma yang kelihatan mau masak di pohon korma membuatnya lebih cenderung pada duniawi. Lalu bagaimana dengan orang-orang yang longgar dalam hal-hal yang mubah sampai malah berlebihan. Mereka tenggelam dalam kemewahan, bicarakanlah dan engkau tidak berdosa.

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Bagaimana bisa mereka tidak tertipu jiwanya kecuali orang-orang yang dikehedaki oleh Allah SWT selamat. Orang-orang telah berangkat, sementara Ka'b jatuh ke dalam dosa yang sangat besar dan memalukan. Duduk tidak ikut membela La ilaha ilallah. Duduk tidak ikut membela tauhid dan aqidah. Merasa berat karena kenikmatan kehidupan dunia yang pada waktu itu masih sangat sedikit.

Perang Tabuk memang sebuah perang yang sangat menguji keimanan seseorang. Udara waktu itu panas. Dalam beberapa atsar lain di Tabuk, Umar r.a. berkata :

Jika salah seorang dari kita keluar menuju kendaraannya lehernya terasa mau putus karena saking panasnya.

Masih menurut Syekh Muhammad Al Ghazali dalam bukunya Fiquh Siroh, persiapan untuk maksud tersebut (Perang Tabuk) bertepatan dengan musim paceklik dan kemarau panjang. Selain itu dibutuhkan kerja keras dan biaya yang besar sekali untuk menghadapi kekuatan kufur Romawi.

Romawi pada saat itu adalah sebuah kekuatan super power, sebuah kekuatan negara yang wilayahnya membentang di beberapa benua, negara yang memiliki sumber tenaga dan kekayaan luar biasa besarnya.

Pasukan kaum Muslimin sendiri dinamakan dengan Jaisul Usrah (Pasukan yang Menghadapi Kesukaran)

Firman-firman Allah SWT yang turun berkenaan dengan Perang Tabuk yang terjadi dalam suasana serba sulit, merupakan ayat-ayat terpanjang dibanding dengan ayat-ayat lain yang berkaitan dengan peristiwa peperangan antara kaum Muslimin dan musuh-musuhnya.



Syekh Usamah bin Ladin melanjutkan penjelasannya dalam syarah hadits Ka'b. Lalu apa kata para pencinta dunia ? Apa kata mereka ?

"Mereka berkata : "Janganlah kamu berangkat (pergi berperang) dalam panas terik ini. Katakanlah : "Api neraka jahannam itu lebih sangat (panas)nya, jika mereka mengetahui." (QS At Taubah (9) : 81)

Setelah itu, ketika ia (Ka'b) tertinggal rombongan perang. Ka'b berkata :

Saya ingin menyusul mereka namun itu tidak ditakdirkan untukku. Ia melanjutkan :

Duhai seandainya saya melakukannya

Syekh Usamah kemudian berpesan :

Wahai hamba Allah gunakan kesehatanmu. Manfaatkan waktu luang dan masa mudamu. Inilah medan-medan surga telah terbuka lebar. Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya pintu-pintu surga terletak di bawah naungan pedang."

Ketika Abu Musa Al Asy'ari r.a. mengatakan hadits ini, ada seseorang bertanya :

Wahai Abu Musa apakah engkau mendengar hadits ini dari Rasulullah SAW., ? lihatlah sahabat ini menanyakan kejelasan hadits ini untuk mengamalkannya, bukan hanya untuk memperbanyak ilmu. Ini karena ilmu membutuhkan amal. Ia ingin menyakinkan bahwa hadits ini adalah shahih.

Abu Musa menjawab : Ya. Ia pun berlalu menuju kaumnya, mengucapkan salam kepada mereka lalu mengambil sarung pedangnya kemudian ia patahkan, kemudian ia pergi berperang sampai terbunuh.

Inilah manhaj para sahabat yang mulia. Manhaj para pendahulu kita r.a.

Ka'b bin Malik kembali berkata :

Duhai seandainya saya melakukannya

Diriwayatkan bahwa ada seorang ulama sholeh sedang menghadapi sakaratul maut, sedang ia berada di atas tempat tidur kematiannya. Kedua matanya meneteskan air mata, sedang ia adalah termasuk orang yang bertaqwa dan berilmu. Ia ditanya : Apa yang membuatmu menangis ? Sambil melihat kedua telapak kakinya ia menjawab : Saya menangis karena kedua telapak kakiku belum pernah terkena debu di jalan Allah SWT.

Kalian tahu hadits shahih dari Rasulullah SAW :

"Kedua telapak kaki seorang hamba yang terkena debu di jalan Allah tidak akan disentuh api neraka."

Allahu Akbar!

Suatu ibadah, hanya dengan menyentuh debunya saja bisa bisa melindungimu dari api neraka. Bagaimana dengan orang yang keluar dengan jiwanya dan hartanya dan tidak kembali lagi dengan keduanya. Maka itu adalah sebaik-baiknya amalan.

Kembali kepada situasi sahabat Ka'b, yang akhirnya tertinggal rombongan perang mulia tersebut. Dia tidak menemui yang ada di Madinah kecuali orang-orang yang munafik dan orang-orang yang memang memiliki udzur untuk tidak turut berperang.

Ketika Rasulullah SAW., sampai di Tabuk, beliau bersabda : "Apa yang dilakukan Ka'b bin Malik ? Beliau ingat kepadanya. Seseorang dari Bani Salamah menjawab : "Ia disibukkan oleh kedua pakaiannya dan karena menuruti perasaannya."

Beliau membicarakannya karena ia berpangku tangan dari pembelaan dien dan menjadikan dirinya di tempat yang tidak selayaknya untuk orang beriman, yakni berpangku tangan tidak membela dien.

Mu'adz bin Jabal r.a. menanggapi (kementar tersebut) berkata : "Buruk sekali omonganmu. Demi Allah, wahai Rasulullah, kami tidak tahu tentangnya kecuali kebaikan."

Ibnu Hajar mengomentari perkataan seseorang dari Bani Salamah tersebut : "Apa yang telah saya katakan kepada kalian bahwa orang yang berpangku tangan dari jihad telah menjadikan pembenaran bagi orang-orang untuk mencela dirinya, karena membela dien adalah termasuk kewajiban yang paling agung.

Dalam Perang Tabuk ini, ada juga sahabat yang bernama Abu Khoitsamah, yang juga hampir tertinggal mengikuti perang sebagaimana Ka'b bin Malik. r.a. Ia tiba, setelah semua orang berjalan, dan dia menyusul sendirian, meninggalkan qoidun (orang-orang yang duduk di belakang tidak berjihad). Hampir saja syetan menyelewengkannya, padahal Beliau termasuk sahabat yang mulia.

Ibnu Hajar dalam Fathul Bari menyebutkan perkataan ulama ahli maghazi (peperangan) mengenai kisah Abu Khoitsamah. Abu Khoitsamah berkata :

"Saya masuk ke rumahku lalu saya melihat pondokan yang telah diciprati air. Padahal betapa bagusnya pondokan yang disirami air di musim panas. Saya melihat pondokan yang telah diciprati air dan saya melihat istriku. Terus aku berkata : 'Demi Allah ini tidak adil, Rasulullah SAW di bawah matahari terik dan kepanasan, sedangkan saya disini saya berteduh dan bersenang-senang. Ia pun mengambil tunggangannya dan sedikit kurma lalu berjalan hingga menyusul Rosul SAW.

Masya Allah, Allahu Akbar...!

Penyesalan, Kejujuran, Boikot, dan Tobat Ka'b bin Malik

Ka'b bin Malik melanjutkan kisahnya. Ketika Rasulullah SAW kembali dari Perang Tabuk, saya dilanda kesedihan yang mendalam dan kedukaan. Saya berkata : 'Dengan apa saya menemui Beliau?'

Kemudian saya mendatangi Beliau lalu Beliau tersenyum dengan senyum kemarahan. Beliau SAW., marah kepada Ka'b. Ka'b berkata : Beliau berpaling dariku. Ka'b lalu berkata : Aku tidak berlaku nifaq, aku tidak ragu-ragu, dan aku tidak mengganti agamaku, lalu apa yang membuatmu marah. Rasulullah SAW., kemudian menjawab :

"Apa yang membuatmu absen ?"

Sebuah pertanyaan dimana orang-orang juga akan ditanyakan demikian. Apa yang membuat absen dari membela La ilaha ilallah ?

Kemudian Ka'b mengaku dan berterus terang kepada Rasulullah SAW., dimana sikap Ka'b ini bisa menjadi ibroh bagi yang memiliki akal.

Saya berkata : Wahai Rosul, demi Allah, seandainya saya duduk di samping selain Anda dari para pencinta dunia, pasti aku akan keluar terbebas dari kemurkaannya dengan berbagai alasan.

Ka'b melengkapi : Sungguh saya diberikan kemampuan berdebat

Banyak orang sekarang yang memiliki kemampuan berdebat. Kemudian mereka palingkan kewajiban jihad yang saat ini hukumnya telah fardhu 'ain, dengan mengatakan bahwa sekarang belum waktunya. Lalu kapan waktunya ?

Ka'b melanjutkan : Sungguh saya diberikan kemampuan berdebat, namun demi Allah saya tahu, jika saya sekarang memberi tahu Anda dengan kebohongan yang membuat engkau ridho dengan alasanku, hampir-hampir Allah akan membuat engkau murka kepadaku.

Ka'b melanjutkan : jika aku menceritakan sejujurnya, engkau dapati aku di dalamnya. Dengan kejujuran itu aku berharap balasan dari Allah SWT. Ka'b mengatakan : Demi Allah saya tidak punya udzur.

Rasulullah SAW., bersabda :

"Sungguh orang ini telah berlaku jujur."

Padahal sebelumnya Ka'b berkata : "Saya teringat akan berdusta."

Syekh Usamah menjelaskan, jiwa itu punya celah-celah kelemahan yang banyak sekali, padahal syetan itu mengalir di pembuluh darah manusia. Kita berlindung kepada Allah SWT., darinya. Dan karena kejujurannya inilah Allah SWT., menyelamatkan Ka'b.

Lalu bagaimana dengan kondisi sekarang, dimana standar timbangan manusia sudah terbalik. Mayoritas manusia duduk berpangku tangan dari jihad. Sedikit sekali yang mau mengambil pelajaran dan ingat.

Kemudian datang perintah untuk memboikot, mengucilkan Ka'b dan dua sahabat lain yang absen dari Perang Tabuk. Mengucilkan orang-orang yang duduk berpangku tangan dari membela La ilaha ilalllah.

Ka'b melanjutkan : "Maka bumi menjadi terasa asing bagiku. Seolah-olah ia bukan bumi yang sudah aku kenal dan jiwaku sendiri terasa asing. "

Syekh Usamah mengatakan : sebenarnya ketidakhadiran 3 orang sahabat diantara 30 ribu pasukan dalam Perang Tabuk tidak berpengaruh sama sekali kepada pasukan. Namun ini bukan masalah pengaruh atau tidak berpengaruh, karena urusan ini sudah sampai masuk ke dalam hati. Yakni mengapa tidak mau hadir dalam membela agama Allah SWT. Ini merupakan amanah yang ada di pundakmu dan kewajibanmu yang seharusnya kamu laksanakan.

Kembali kepada Ka'b. Setelah 40 hari, datang seorang utusan Rasulullah SAW., datang kepadanya. Ia berkata : "Rasulullah SAW memerintahkan kepadamu, Tinggalkan istrimu."

Ka'b berkata kepada istrinya : "Pulanglah ke keluargamu sampai Allah memutuskan urusan kita."

Dua teman Ka'b menangis selama 40 hari. Salah seorang sahabat yang bernama Hilal bahkan sudah terkategorikan tua dan lemah. Namun Rasulullah SAW tetap tidak memberikan dispensasi kepadanya, untuk absen dalam jihad, membela agama Allah SWT.

Lalu bagaimanakah dengan kondisi umat Islam saat ini ? yang tidak memiliki uzur ? yang tidak tua dan lemah, mereka masih kuat, sehat, dan berkecukupan. Lalu mengapa mereka masih juga absen dalam jihad

Ka'b berkata : Ketika saya sedang duduk, dalam keadaan yang sudah saya sebutkan, tiba-tiba ada suara yang sampai kepadaku dengan nada memberi kabar gembira. Ada seorang laki-laki setelah turun taubat atas Rasululllah SAW.

Seorang lelaki naik ke bukit Salwa berteriak dengan suaranya yang paling keras, memberi kabar gembira kepada Ka'b.

Ka'b berkata : "Maka saya tersungkur sujud. Sambil menangis karena gembiranya taubatnya diterima Allah SWT."

Ka'b berkata : Wahai Rasulullah, sebagai bagian dari tobatku saya akan melepas semua hartaku. Rasulullah SAW menjawab agar dia hanya melepaskan 1/3 hartanya saja.

Ibroh Kisah Ka'b Bin Malik

Kini, kita tidak diminta untuk melepas seluruh harta kita, padahal ia milik Allah SWT. Lalu mengapa kita belum juga pergi berjihad, apa lagi yang menipumu ? Padahal telah sampai kepadamu hadits-hadits yang menjelaskan keutamaan ibadah jihad. Kisah Ka'b dan kejujurannya ini adalah ibroh atau teladan bagi ummat saat ini agar memeriksa jiwanya dan mengatasinya, serta mengembalikannya pada kebenaran.

Kini, hendaklah kaum Muslimin melihat di manakah posisinya sekarang, dan siapkah dia dengan sebuah pertanyaan.

"Apa yang membuatmu absen berjihad?"

Bagaimana bisa seseorang yang mengaku mencintai Rasulullah SAW, mengaku mengikuti manhajnya, namun belum pernah berjihad di jalan Allah SWT., sekalipun?

Di jaman ini, di saat hukum jihad fardhu 'ain, bagaimana bisa kita mengambil fatwa atau fiqh jihad dari orang yang hanya duduk-duduk saja dan tidak pernah berjihad ?

Fiqih jihad, sebagaimana dikatakan oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyyah, beliau adalah seorang 'Alim Robbani Mujahid, yang berangkat bersama jiwanya untuk memerangi Tartar. Ia berkata :

'Dalam masalah-masalah wajib yang berhubungan dengan jihad, (maksudnya fatwa dalam masalah jihad) seharusnya diambil dari ulama yang benar-benar ulama. Yaitu yang mengerti realitas dunia (yang diantaranya adalah masalah jihad) bukan berdasarkan pandangan orang yang memandang dengan dien secara lahir dan juga bukan berdasarkan ulama yang tidak punya ilmu tentang realitas keadaan dunia.

Syekh Usamah memberikan contoh, saat ini banyak orang berargumen bahwa kita tidak mampu untuk menghadapi AS dan bala tentaranya. Kemudian berfatwa tidak atau belum wajib untuk berjihad. Padahal sebagaimana disebutkan oleh Syekh Ibnu Qoyyim Al Jauziyah dalam kitabnya bahwa syarat orang berfatwa adalah dua hal yakni pertama faham fakta dan yang kedua faham nash untuk dikaitkan dengan fakta.

Perhatikanlah ayat-ayat berikut :

"Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan kepada mereka : "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat!" Setelah diwajibkan kepada mereka berperang, tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia (musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya. Mereka berkata " Ya Tuhan kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada kami ?" Mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada kami beberapa waktu lagi?" Katakanlah : "Kesenangan dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertaqwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun." (QS An Nisaa' (4) : 77)

Lalu Allah menjawab secara tegas dalam ayat berikutnya :

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan : "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan :" Ini (datangnya) dari sisi Kamu (Muhammad)". Katakanlah: "Semuanya (dating) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun?" (QS An Nisaa' (4) : 78)

Syekh Usamah menutup kajiannya dengan mengutip syair dari sahabat Ja'far, r.a. dan syair tentang Baitul Maqdis dan Ka'bah Musyarofah.

Duhai indah dan dekatnya surga, enak dan sejuk minumannya

Romawi telah mendekati siksaannya

Jika aku menemuinya saya harus menghantamnya..........

Penduduk Palestina merasakan gelas-gelas kesedihan

Sedangkan luka di Hijaz tidaklah kecil bagimu

Bukanlah putera-putera Islam itu kecuali orang-orang yang mulia

Dengan lukamu, musibah itu memaksa untuk menganggapnya kecil

Akan tetapi mereka...Akan tetapi meskipun terluka, keyakinan mereka

(tetap) besar (optimis) dengan kembalinya khilafah yang mulia

Sungguh mereka telah bersumpah...sungguh merka telah bersumpah dengan (nama) Allah bahwa jihad mereka akan tetap jalan meskipun Kisra (Persia) dan Qoyshar (Romawi) bersatu

Maka dalam kondisi saat ini, apakah layak dan patut kaum Muslimin berpangku tangan duduk-duduk saja meninggalkan jihad ?

Wallahu'alam bis showab!

Selengkapnya...

Hakekat.com, Membongkar Kebobrokan Pemikiran Syiah

Tidak banyak yang tahu dengan jelas tentang pemikiran syiah sebenarnya. Ajaran syiah banyak diterima di kalangan orang awam, ini terjadi karena beberapa faktor, di antaranya adalah bukti-bukti yang diajukan oleh syiah tentang kesesatan ahlussunnah. Tetapi ketika kita menelaah bukti-bukti itu ternyata terjadi penyelewengan dan distorsi yang dilakukan dengan sengaja. Namun karena yang dibujuk adalah orang awam maka sulit bagi mereka untuk mengetahui titik-titik kelemahan argumen syiah tersebut. Sementara itu di sisi lain kaum syiah tidak pernah transparan dalam memperkenalkan ajaran agamanya, terbukti ketika kitab-kitab inti syiah yang memuat ajaran syiah sendiri ternyata tidak bisa banyak diakses oleh publik, hingga tidak banyak orang yang mengetahui ajaran syiah yang asli.

Tapi tidak untuk jaman sekarang. Seiring pekembangan informasi yang begitu pesat, segala yang dulu ditutup-tutupi kini dengan mudah diakses oleh mereka yang menempuh jalan untuk mengaksesnya. Sehingga upaya untuk menutup-nutupi referensi syiah menjadi tidak berguna. Namun meskipun demikian, tidak banyak orang yang menerangkan isi ajaran syiah yang asli.

Sehingga, ada sekelompok orang yang bertekad dengan segala kemampuan yang ada memohon pertolongan pada Allah agar memudahkan mereka dalam menyampaikan ajaran syiah yang selama ini ditutup-tutupi kepada khalayak ramai agar bisa berhati-hati dan tidak terpedaya. Mereka membuat sebuah situs yang di dalamnya berisi sanggahan dan bantahan terhadap ajaran syiah. Semuanya dikupas dengan hujjah yang jelas.

Selain menjelaskan ajaran syiah yang sebenarnya, situs tersebut juga menjelaskan kontradiksi yang ada dalam ajaran syiah, dengan sumber-sumber yang asli, yang memang tidak banyak diketahui orang banyak, bahkan oleh penganut syiah yang baru mencapai tingkat beginner dan intermediate. Sehingga banyak penganut syiah yang hanya bisa marah-marah ketika membaca makalah-makalah dalam situs tersebut. Sudah semestinya mereka menggunakan akal sehat yang diberikan oleh Allah pada mereka, dan menelaah kembali kitab suci yang membawa kepada jalan yang lurus, yaitu Al Qur’an.

Dengan membaca situs http://www.hakekat.com, Anda akan mengenal ajaran syiah yang sesungguhnya, berdasarkan referensi otoritatif dari syiah sendiri. Selain itu anda juga akan menemukan kontradiksi yang ada pada mazhab syiah sendiri, dari kitab-kitab mereka sendiri. (Hanin Mazaya/arrahmah.com)

Selengkapnya...

 
 
 

Other Sites Sugestion

* Ahlul Hadits wal Atsar (http://www.alathar.net/)
* Al-Menhaj (http://almenhaj.net/)
* Majalah Al-Ashalah (http://asaala.net/)
* Maktabah Misykatul Islamiyyah (http://www.almeshkat.net/books/)
* Maktabah Ruuhul Islam (http://islamspirit.com/)
* Maktabah Sahab Salafiyyah (http://www.sahab.org/)
* Maktabah Shayidul Fawaid (http://saaid.net/book/index.php)
* Markaz Albani (http://albanicenter.net/)
* Multaqo Salafiyyah (http://www.salafiyat.com/)
* Muntadiyat al-Barq (http://www.al-barq.net/)
* Abdul Azhim Badawi (http://www.ibnbadawy.com/)
* Abdul Aziz Alu Syaikh (http://www.sahab.ws/5600/news/3399.html)
* Abdul Aziz ar-Rajihi (http://www.sh-rajhi.com/rajhi/)
* Abdul Aziz ar-Rayyis (http://islamancient.com/)
* Abdul Aziz bin Bazz (http://www.ibnbaz.org.sa/)
* Abdul Aziz Bura’i (http://www.alburaie.com/new/index.php)
* Abdul Muhsin Abbad (http://www.alabad.jeeran.com/)
* Abdul Muhsin Ubaikan (http://www.obaykan.com/)
* Abdul Qadir al-Arnauth (http://www.alarnaut.com/)
* Abdullah al-Fauzan (http://www.alfuzan.islamlight.net/)
* Abdullah azh-Zhafiri (http://www.sahab.ws/6111)
* Abdullah Jibrin (http://www.ibn-jebreen.com/)
* Abdur Razaq Afifi (http://www.afifyy.com/)
* Abdus Salam Barjas (http://www.burjes.com/)
* Abu Abdil Muiz Firkuz (http://www.ferkous.com/rep/index.php)
* Abu Ashim al-Ghomidi (http://www.abouassim.net/)
* Abu Bakr al-Mishri (http://www.abu-bkr.com/)
* Abu Islam Shalih Thaha (http://www.abuislam.net/)
* Abu Malik al-Juhanni (http://abumalik.net/)
* Abu Umar al-Utaibi (http://www.otiby.net/)
* Ahmad Yahya Najmi (http://njza.net/web/)
* Ali Hasan al-Halabi (http://www.alhalaby.com/)
* Ali Ridha (http://www.albaidha.net/vb/)
* Ali Yahya al-Haddadi (http://www.haddady.com/)
* Alwi as-Saqqof (http://www.dorar.net/)
* Hisyam al-Arifi (http://www.aqsasalafi.com/)
* Imam al-Ajurri (http://www.ajurry.com/)
* Kholid al-Mushlih (http://www.almosleh.com/index.shtml)
* Lajnah Daimah (http://www.alifta.com/default.aspx)
* M Ismail Muqoddam (http://www.m-ismail.com/)
* M. Abdillah al-Imam (http://www.sh-emam.com/)
* M. al-Hamud an-Najdi (http://www.al-athary.net/)
* M. Aman al-Jami (http://www.aljami.net/)
* M. Ibrahim al-Hamd (http://toislam.net/)
* M. Khalifah Tamimi (http://www.mediu.org/)
* Majdi Arafat (http://www.magdiarafat.com/)
* Masyaikh Sudan (http://www.marsed.org/)
* Masyhur Hasan Salman (http://www.mashhoor.net/)
* Muhammad Al-Maghrawi (http://maghrawi.net/)
* Muhammad al-Utsaimin (http://www.ibnothaimeen.com/)
* Muhammad Musa Nashr (http://www.m-alnaser.com/)
* Muhammad Said Ruslan (http://www.rslan.com/)
* Muqbil bin Hadi (http://www.muqbel.net/)
* Musthofa al-Adawi (http://aladawy.info/)
* Nashir al-Barrak (http://albarrak.islamlight.net/)
* Nashirudin al-Albani (http://www.alalbany.net/)
* Robi’ al-Madkholi (http://www.rabee.net/)
* Sa’ad al-Hushayin (http://www.saad-alhusayen.com/)
* Said Abdul Azhim (http://www.al-fath.net/)
* Salim al-Ajmi (http://sahab.ws/3250)
* Salim Ied al-Hilali (http://islamfuture.net/)
* Shalih al-Fauzan (http://www.alfawzan.ws/alfawzan/default.aspx)
* Shalih as-Suhaimi (http://www.assuhaimi.com/)
* Shalih Sa’ad as-Suhaimi (http://sahab.ws/4435)
* Sulthan al-Ied (http://www.sahab.ws/3147)
* Taqiyudin al-Hilali (http://www.alhilali.net/)
* Ulama Yaman (http://www.olamayemen.com/html/)
* Wahid Abd Salam Bali (http://www.waheedbaly.com/)
* Yahya al-Hajuri (http://www.sh-yahia.net/)
* Al-Manhaj (http://almanhaj.or.id/)
* Audio Salafi (http://www.assunnah.mine.nu/)
* Daarus Sunnah (http://www.daarussunnah.co.nr/)
* Fatwa Ulama (http://www.fatwa-ulama.com/)
* Forum Studi Unand Padang (http://forum-unand.blogspot.com/)
* Islam Download (http://www.islam-download.net/)
* Majalah Nikah (http://majalah-nikah.com/)
* Manhaj.or.id (http://www.manhaj.or.id/)
* Perpustakaan Islam (http://www.perpustakaan-islam.com/)
* Sholat Kita (http://sholat-kita.cjb.net/)
* Starter Page (http://www.salafi.or.id/)
* Villa Baitullah (http://vbaitullah.or.id/)
* Hakekat Syi’ah Imamiyah (http://hakekat.com/)
* Kursus Bahasa Arab Online (http://badar.muslim.or.id/)
* Yayasan Dar el-Iman Padang (http://www.dareliman.or.id/)
* Google Assunnah (http://google.assunnah.web.id/)
* Tarbiyah Singapore (http://tarbiyah-sg.info/)
* Feed Situs As Sunnah (http://situs.assunnah.web.id/)
* Forum Assunnah (http://forum.assunnah.web.id/)
* Majalah EL-FATA (http://majalah-elfata.com/)
* Majalah Assaliim (http://majalah-assaliim.com/)
* Ngaji Online (http://ngaji-online.com/)
* Muslimah.or.id (http://www.muslimah.or.id/)
* Jilbab (http://www.jilbab.or.id/)
* Ummu Salma (http://ummusalma.wordpress.com)
* Radio Rodja Online (http://www.radiorodja.com/)
* Radio Hang Batam (http://www.hang106.or.id/)
* Abu Salma (http://abusalma.wordpress.com/)
* Salafy ITB (http://salafyitb.wordpress.com/)
* Assunnah WEB ID (http://assunnah.web.id/)
* Ustadz Kholid Syamhudi (http://ustadzkholid.com/)
* Abu Faris (http://adniku.wordpress.com)
* Muhammad Abduh Tuasikal (http://rumaysho.wordpress.com/)
* Ari Wahyudi (http://abu0mushlih.wordpress.com/)
* Bambang Wahono (http://wahonot.wordpress.com/)
* Hannan Putra (http://dshiraz.blogspot.com/)
* Salafiyun UNPAD (http://salafiyunpad.wordpress.com/)
* Jadwal Kajian (http://jadwal.kajian.org/)
* Info Kajian Muslim (http://muslim.or.id/infokajian/)
* Soal Jawab Muslim.or.id (http://muslim.or.id/soaljawab/)
* Ma’had Imam Bukhari Solo (http://bukhari.or.id/)
* Ma’had ‘Ali Al-Irsyad Surabaya (http://mahad.info/)
* Madrasah Imam Ahmad bin Hanbal Semarang (http://binhambal.wordpress.com/)
* Abdur Ra’uf Shakir (http://www.islamlecture.com/)
* Ahlul Hadeeth (http://www.ahlulhadeeth.net/php/)
* Al Baseerah (http://www.albaseerah.org/)
* Al Ibanah (Ismail al-Arcoon) (http://al-ibaanah.com/)
* Al-Muflihoon (http://www.almuflihoon.com/)
* Albani Center (http://www.asaala.com/)
* Call to Islam (http://calltoislam.com/)
* Darul Ihsan (http://www.darulehsaan.com/)
* Darul Kitab wal Hikmah (http://www.dkh-islam.com/)
* DR. Bilal Philips (http://bilalphilips.com/)
* DR. Salih as-Saalih (http://www.understand-islam.net/)
* Fatwa Online (http://www.fatwa-online.com/)
* Islamic Knowledge (http://www.islamicknowledge.co.uk/)
* Jalal Abu Alrub (http://www.islamlife.com/news.php)
* Madeenah (http://www.madeenah.com/)
* Nadir Ahmad (http://www.examinethetruth.com/)
* Riyadhus Salihin (http://www.ryadussalihin.org/en/)
* Salafi Manhaj (http://salafimanhaj.com/)
* Umm Junayd (http://ummjunayd.info/)
free counters